19 jam yang lalu
Telset.id – Apple baru saja meluncurkan iPhone 17 Pro dan iPhone Air dengan nilai nan jauh lebih tinggi dibandingkan model sebelumnya. iPhone 17 Pro dibanderol mulai $1.099, sementara iPhone Air dijual mulai $999. Kenaikan nilai ini memicu kekhawatiran bakal dampaknya terhadap industri smartphone secara global.
iPhone Air menjadi perhatian utama lantaran desainnya nan sangat tipis, hanya 5,6 mm, menjadikannya perangkat tertipis nan pernah dibuat Apple. Meski menggunakan chipset A19 Pro nan sama dengan seri Pro, jenis Air hanya mempunyai GPU 5-core, berbeda dengan 6-core pada Pro. Selain itu, iPhone Air hanya dilengkapi satu kamera 48MP dan memerlukan MagSafe Battery tambahan untuk daya nan lebih tahan lama.
Di sisi lain, iPhone 17 Pro mengalami kenaikan nilai sebesar $100 dibandingkan pendahulunya. Model ini datang dengan penyimpanan dasar nan lebih besar dan peningkatan signifikan pada sistem kamera, termasuk sensor 48MP pada semua lensa serta zoom optik 8x. Apple juga beranjak dari material titanium ke aluminium untuk mengurangi masalah overheating nan dialami pada seri sebelumnya.
Perubahan jenjang nilai oleh Apple menuai kritik dari beragam pihak. Sebanyak 76,19% responden dalam jajak pendapat menyatakan bahwa kenaikan nilai ini tidak masuk logika dan hanya strategi Apple untuk mendapatkan untung lebih besar. Hanya 9,52% nan merasa perubahan fitur cukup signifikan untuk membenarkan kenaikan harga.
Kekhawatiran terbesar adalah akibat jangka panjang terhadap industri smartphone. Sebagai trendsetter, keputusan nilai Apple sering diikuti oleh merek Android lainnya. Jika kenaikan nilai ini menjadi standar baru, konsumen mungkin kudu terbiasa dengan smartphone flagship nan semakin mahal di masa depan.
Beberapa analis beranggapan bahwa Apple sengaja meningkatkan nilai untuk memperlebar jarak antara model standar dan Pro. iPhone 17 biasa dijual mulai $799, sementara Air dan Pro menempati segmen nan lebih premium. Langkah ini juga didukung dengan kehadiran jenis penyimpanan 2TB pada iPhone 17 Pro nan dibanderol hingga $1.999.
Meski demikian, Apple membenarkan kenaikan nilai dengan beragam penemuan teknologi. iPhone 17 Pro menjadi iPhone pertama nan menggunakan vapor chamber untuk menjaga performa tinggi, sementara iPhone Air menawarkan kreasi revolusioner dengan ketipisan ekstrem. Kedua model juga menggunakan chipset A19 Pro nan diklaim lebih efisien dan bertenaga.
Namun, kritik terhadap kebijakan nilai Apple bukan perihal baru. Sebelumnya, harga iPhone di Turki apalagi dinobatkan sebagai nan termahal di bumi lantaran kebijakan pajak dan nilai tukar mata uang. Konsumen Indonesia juga kerap mengeluhkan tingginya nilai iPhone dibandingkan spesifikasi nan ditawarkan.
Fenomena nilai tinggi tidak hanya terjadi pada iPhone. Beberapa aksesori premium seperti casing iPhone 15 Pro Max apalagi ada nan dijual lebih mahal dari ponsel itu sendiri. Tren ini menunjukkan bahwa pasar gadget semakin terfragmentasi berasas keahlian finansial konsumen.
Kenaikan nilai iPhone 17 series mengingatkan pada akibat nan ditimbulkan iPhone X pada 2017. Saat itu, Apple menetapkan nilai $999 untuk iPhone X, nan kemudian diikuti oleh merek lain dengan kenaikan nilai serupa. Akibatnya, nilai smartphone flagship secara dunia mengalami inflasi signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Prediksi kenaikan nilai iPhone sebenarnya sudah muncul sejak beberapa tahun lalu. iPhone 15 Ultra sebelumnya diprediksi bakal lebih mahal dari iPhone 14 Pro Max, dan sekarang terbukti dengan kehadiran iPhone 17 Pro nan semakin mahal.
Dengan kebijakan nilai baru ini, Apple tidak hanya mengubah positioning produknya tetapi juga berpotensi menggeser seluruh landscape industri smartphone. Konsumen dan pesaing sekarang menunggu gimana reaksi pasar terhadap langkah kontroversial Apple tersebut.
