Apa itu dislokasi patella? Dislokasi patella adalah kondisi ketika patella (tempurung lutut) keluar dari tempatnya nan seharusnya.
Bayangkan tempurung dengkul seperti tutup nan menutupi bagian depan dengkul Anda. Ketika terjadi dislokasi, “tutup” ini bergeser ke samping dan tidak lagi berada di posisi nan benar.
Tempurung dengkul bergeser ini berbeda dengan subluksasi patella, ialah kondisi ketika tempurung dengkul hanya bergeser sedikit tapi tidak sampai lepas total.
Patella (tempurung lutut) normalnya berada di celah patellofemoral – ialah ruang antara femur (tulang paha) dan tibia (tulang kering).
Fungsi tempurung dengkul sebenarnya sangat penting. Ia bekerja seperti katrol nan membantu otot paha (otot quadriceps) untuk meluruskan kaki dengan lebih kuat.
Ketika tempurung dengkul bergeser, kegunaan ini terganggu dan menyebabkan masalah pada lutut.
Jika mau berkonsultasi tentang sakit dengkul dan sendi dengan master ahli di Klinik Patella, Anda dapat reservasi melalui chat WA di 0811-8124-2022. Yuk atasi sakit dengkul dan sendi Anda berbareng Klinik Patella!
Gejala Dislokasi Patella nan Mudah Dikenali
Berikut ini adalah indikasi dislokasi patella nan biasanya sangat jelas dan mudah dirasakan:
- Nyeri nan sangat tajam adalah tanda pertama nan paling kentara. Nyeri lutut setelah dislokasi patella ini terasa seperti ditusuk-tusuk, terutama di bagian depan lutut. Rasa sakit ini bisa berjalan lama apalagi setelah tempurung dengkul dikembalikan ke tempatnya.
- Bengkak lutut terjadi lantaran ada cairan alias darah nan terkumpul di sekitar lutut. Bagian dengkul bakal terlihat membesar dan terasa hangat saat disentuh.
- Tidak bisa meluruskan kaki menjadi masalah utama lantaran tempurung dengkul nan bergeser menghalangi aktivitas normal. Penderita biasanya bakal menekuk dengkul terus-menerus lantaran sakit saat mencoba meluruskannya.
- Bunyi asing dari lutut seperti bunyi “klik” alias gesekan (krepitasi di lutut) saat mencoba menggerakkan kaki. Ini pertanda ada nan tidak beres dengan sistem lutut.
- Bentuk dengkul nan tidak normal bisa terlihat jelas. Lutut nan mengalami dislokasi bakal tampak berbeda dibanding dengkul nan sehat.
Gejala Dislokasi Patella pada Anak
Beberapa indikasi dislokasi patella pada anak sedikit berbeda lantaran mereka belum bisa menjelaskan rasa sakit dengan jelas. nan perlu diperhatikan orangtua:
- Anak tiba-tiba menolak menggunakan salah satu kakinya
- Sering terjatuh tanpa karena nan jelas
- Cara melangkah berubah menjadi tidak normal
- Menangis alias rewel saat diminta berlari alias melompat
Penyebab Dislokasi Patella
Ada beberapa perihal nan bisa menyebabkan tempurung dengkul bergeser:
1. Cedera alias Kecelakaan
- Kecelakaan motor adalah penyebab utama nyeri dengkul akibat tumbukan keras. Ketika dengkul terbentur dashboard mobil alias aspal saat jatuh dari motor, tempurung dengkul bisa terdorong keluar dari tempatnya.
- Olahraga kontak tinggi seperti sepak bola, basket, alias bela diri juga berisiko tinggi. Gerakan memutar kaki secara tiba-tiba alias mendarat dengan langkah nan salah bisa memicu dislokasi patella.
2. Masalah Bawaan pada Lutut
Beberapa orang memang terlahir dengan kelainan dengkul meningkatkan akibat dislokasi:
- Sudut Q (Quadriceps Angle) dengkul nan tinggi adalah kondisi dimana perspektif antara tulang femur dan tulang tibia terlalu besar. Bayangkan seperti tali nan menarik tempurung dengkul ke arah nan salah.
- Pronasi kaki nan berlebihan, ialah kondisi kaki nan terlalu “menganga” ke dalam saat berjalan. Ini mempengaruhi langkah kerja seluruh kaki dan lutut.
- Celah patellofemoral nan dangkal membikin tempurung dengkul tidak mempunyai “rumah” nan cukup dalam, sehingga mudah keluar.
3. Penyebab Dislokasi Patella pada Atlet
Penyebab dislokasi patella pada atlet biasanya karena:
- Kelemahan otot VMO (vastus medialis obliquus) – ini adalah otot nan bekerja menjaga tempurung dengkul tetap di tempatnya
- Kurang pemanasan sebelum olahraga
- Latihan nan terlalu berat tanpa persiapan nan cukup
- Ketidakseimbangan kekuatan otot-otot di sekitar lutut
Bagian-Bagian Penting nan Menjaga Lutut
Untuk memahami dislokasi patella, kita perlu tahu bagian-bagian nan menjaga tempurung dengkul tetap di tempatnya:
- Ligamen medial patella (MPFL) adalah seperti tali nan menahan tempurung dengkul agar tidak bergeser ke samping. Jika ligamen ini robek, tempurung dengkul mudah bergeser.
- Ligamen lateral patella (retinaculum lateral) bekerja dari sisi nan berlawanan. Ligamen retinaculum lateral nan terlalu ketat bisa menarik tempurung dengkul ke arah nan salah.
- Peran otot quadriceps, terutama bagian vastus medialis obliquus (VMO), sangat penting. Otot ini seperti bodyguard nan menjaga tempurung dengkul tetap stabil. Tendon patella nan menghubungkan otot dengan tempurung dengkul juga berkedudukan dalam menjaga posisi nan tepat.
- Ligamen penyangga patella secara keseluruhan membentuk sistem keamanan berlapis. Jika satu bagian rusak, nan lain kudu bekerja lebih keras.
Cara Mengatasi Dislokasi Patella
Penanganan dislokasi patella kudu dilakukan dengan urutan nan benar:
1. Pertolongan Pertama dengan Terapi PRICE
Terapi PRICE adalah langkah awal nan bisa dilakukan:
- Protection (Perlindungan): Jangan gerakkan dengkul dulu, lindungi dari benturan
- Rest (Istirahat): Jangan melangkah alias memberi beban pada lutut
- Ice (Es): Kompres dengan es batu nan dibungkus handuk selama 15-20 menit
- Compression (Tekan): Balut dengan perban elastis, tapi jangan terlalu kencang
- Elevation (Tinggikan): Angkat kaki lebih tinggi dari jantung saat berbaring
2. Penanganan oleh Dokter
- Reduksi patella kudu dilakukan oleh master ortopedi. Ini adalah proses mengembalikan tempurung dengkul ke tempatnya nan benar. Jangan pernah mencoba melakukannya sendiri lantaran bisa memperparah cedera.
- Imobilisasi lutut dilakukan setelah tempurung dengkul dikembalikan ke posisinya. Dokter bakal memasang gips alias perangkat penyangga unik selama 1-2 minggu agar dengkul tidak bergerak dulu.
3. Terapi untuk Lutut Bergeser (Dislokasi Patella)
- Fisioterapi lutut adalah bagian krusial dari penyembuhan. Fisioterapis bakal mengajarkan latihan-latihan unik untuk menguatkan otot dan mengembalikan aktivitas dengkul secara bertahap.
- Operasi artroskopi lutut kadang diperlukan jika dislokasi sering berulang alias ada kerusakan serius pada ligamen. Operasi ini dilakukan dengan perangkat mini nan dimasukkan melalui lubang mini di lutut.
Berapa Lama Waktu Penyembuhan?
Pemulihan pasca dislokasi patella tergantung seberapa parah cederanya:
- Cedera ringan: Berapa lama sembuh dari dislokasi patella biasanya 6-8 minggu jika diimbangi dengan fisioterapi nan rajin.
- Cedera berat alias setelah operasi: Bisa menyantap waktu 3-6 bulan untuk pulih total.
Latihan Penguatan Setelah Dislokasi Patella
Program latihan keseimbangan dan kekuatan sangat penting:
- Latihan VMO: Duduk di kursi, luruskan kaki dan tahan selama 5-10 detik. Ulangi 10-15 kali setiap hari.
- Squat dangkal: Berdiri dengan kaki selebar bahu, turun sedikit seperti mau duduk, tapi jangan terlalu dalam. Ini menguatkan otot paha tanpa membebani dengkul berlebihan.
- Latihan keseimbangan: Berdiri dengan satu kaki selama 30 detik untuk melatih stabilitas lutut.
Program penguatan otot sebagai upaya mencegah kekambuhan dislokasi kudu dilakukan secara konsisten dan di bawah pengawasan ahli.
Bahaya Jika Tidak Ditangani dengan Benar
Komplikasi dislokasi patella bisa terjadi jika tidak ditangani dengan tepat:
- Nyeri dengkul kronis setelah dislokasi bisa berkembang lantaran tulang rawan rusak alias ligamen tidak pulih sempurna. Ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dalam jangka panjang.
- Efek jangka panjang dislokasi patella meliputi dengkul nan mudah bergeser lagi (instabilitas lutut), nyeri nan muncul-hilang terus-menerus, kesulitan melakukan aktivitas nan melibatkan lutut.
- Patellofemoral pain syndrome (nyeri tempurung lutut) adalah kondisi nyeri kronis di sekitar tempurung dengkul nan bisa berkembang sebagai komplikasi.
Tips Mencegah Cedera Ulang
Tips mencegah cedera ulang sangat krusial untuk diketahui:
- Konsep latihan bentuk nan benar: Selalu lakukan pemanasan sebelum olahraga, perkuat otot-otot di sekitar dengkul secara seimbang, jangan langsung melakukan aktivitas berat setelah cedera
- Gunakan sepatu nan tepat dengan alas nan baik untuk mengurangi tekanan pada dengkul saat melangkah alias berlari.
- Hindari aktivitas berisiko seperti melompat dari ketinggian alias berputar tiba-tiba tanpa persiapan.
- Jaga berat badan ideal lantaran berat badan berlebih memberikan tekanan ekstra pada lutut.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera ke master ahli alias UGD jika mengalami:
- Tidak bisa meluruskan dengkul sama sekali setelah terjatuh alias terbentur
- Nyeri dengkul nan sangat dahsyat dan tidak berkurang setelah 2 hari
- Bengkak dengkul nan semakin parah
- Ada emosi dengkul “goyang” alias tidak stabil
- Mendengar bunyi “pop” saat cedera terjadi
- Tulang dengkul terlepas alias dengkul terkilir nan dicurigai dislokasi
Kesimpulan tentang Dislokasi Patella
Dislokasi patella memang terdengar menakutkan, tapi dengan penanganan nan tepat dan cepat, kondisi ini bisa pulih dengan baik.
Yang paling krusial adalah jangan panik, segera cari pertolongan medis, dan ikuti program rehabilitasi dengan konsisten.
Ingat bahwa setiap orang mempunyai waktu pengobatan nan berbeda. nan terpenting adalah bersabar dengan proses pengobatan dan tidak terburu-buru kembali beraktivitas berat sebelum dengkul betul-betul siap.
Dengan pemahaman nan baik tentang gejala, penyebab, dan langkah penanganannya, kita bisa lebih waspada dan tahu apa nan kudu dilakukan jika mengalami masalah pada lutut.
Konsultasi rutin dengan master dan fisioterapis juga sangat membantu dalam proses pemulihan nan optimal.
Jika mau berkonsultasi tentang sakit dengkul dan sendi dengan master ahli di Klinik Patella, Anda dapat reservasi melalui chat WA di 0811-8124-2022. Yuk atasi sakit dengkul dan sendi Anda berbareng Klinik Patella!
Pertanyaan Seputar Dislokasi Patella
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan seputar topik dislokasi patella.
Apa perbedaan dislokasi patella dengan cedera dengkul biasa?
Dislokasi patella adalah kondisi dimana tempurung dengkul betul-betul keluar dari tempatnya, biasanya bergeser ke samping.
Berbeda dengan cedera dengkul biasa seperti keseleo, dislokasi patella menyebabkan nyeri nan sangat hebat, dengkul tidak bisa diluruskan sama sekali, dan corak dengkul terlihat jelas tidak normal.
Penderita juga bakal merasakan tempurung dengkul “hilang” dari posisi normalnya.
Berapa lama waktu pengobatan dislokasi patella dan apakah bisa kambuh lagi?
Waktu pengobatan dislokasi patella bervariasi tergantung tingkat keparahan. Untuk cedera ringan, pemulihan memerlukan 6-8 minggu dengan fisioterapi rutin.
Cedera berat alias pasca operasi bisa menyantap waktu 3-6 bulan. Sayangnya, dislokasi patella memang bisa kambuh lagi, terutama jika otot VMO tetap lemah alias ligamen penyangga patella belum pulih sempurna.
Apakah dislokasi patella selalu memerlukan operasi?
Tidak selalu. Sebagian besar kasus dislokasi patella pertama kali bisa ditangani tanpa operasi, cukup dengan reduksi (mengembalikan tempurung dengkul ke posisinya) oleh dokter, imobilisasi, dan fisioterapi.
Operasi artroskopi dengkul baru diperlukan jika dislokasi sering berulang, ada kerusakan serius pada ligamen medial patella (MPFL), alias komplikasi lainnya.
Apa nan kudu dilakukan jika anak saya mengalami dislokasi patella?
Segera bawa ke master ortopedi alias UGD tanpa mencoba memperbaiki sendiri.
Sambil menunggu pertolongan medis, lakukan terapi PRICE: lindungi dengkul dari gerakan, istirahatkan kaki, kompres dengan es, balut dengan perban (tidak terlalu kencang), dan tinggikan kaki.
Jangan panik dan tenangkan anak lantaran kondisi ini bisa ditangani dengan baik jika mendapat penanganan medis nan tepat.