Olahraga untuk rheumatoid arthritis sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan sendi dan mengurangi keluhan nan dialami. Apa betul begitu?
Banyak orang nan menderita rheumatoid arthritis (RA) alias rematik merasa takut untuk bergerak lantaran cemas nyeri sendi bakal bertambah parah. Padahal, dugaan ini keliru.
RA adalah penyakit autoimun nan menyerang sendi sinovial (lapisan dalam sendi) dan menyebabkan peradangan kronis.
Kondisi ini membikin sendi terasa nyeri, kaku, dan susah digerakkan. Namun, dengan olahraga nan tepat, penderita justru bisa merasakan perbaikan nan signifikan.
Peradangan sendi dan aktivitas bentuk sebenarnya bisa bekerja sama dengan baik jika dilakukan dengan langkah nan benar.
American College of Rheumatology, organisasi master ahli rematik terkemuka, apalagi merekomendasikan olahraga sebagai bagian dari terapi non-obat nan penting.
Jika mau berkonsultasi tentang nyeri dengkul dan sendi dengan master ahli di Klinik Patella, Anda dapat reservasi melalui chat WA di 0811-8124-2022. Yuk atasi nyeri dengkul dan sendi Anda berbareng Klinik Patella!
Mengapa Penderita Rematik Harus Tetap Bergerak?
Mungkin Anda bertanya-tanya, “Kalau sendi sudah sakit, kenapa kudu dipaksa bergerak?”
Jawabannya sederhana: sendi nan tidak digunakan justru bakal semakin kaku dan lemah. Manfaat olahraga untuk penderita radang sendi sangat banyak dan terbukti secara ilmiah.
Ketika kita berolahraga, tubuh bakal memproduksi unsur alami nan bisa mengurangi rasa sakit. Selain itu, otot-otot di sekitar sendi bakal menjadi lebih kuat sehingga bisa memberikan support lebih baik.
Hal ini seperti memberikan “penyangga” ekstra untuk sendi nan bermasalah.
Salah satu masalah utama penderita RA adalah kekakuan pagi hari. Sendi terasa sangat kaku saat bangun tidur dan butuh waktu lama untuk bisa bergerak normal.
Nah, dengan rutin berolahraga, kekakuan ini bisa berkurang secara bertahap.
Yang terpenting adalah konsistensi, bukan intensitas. Lebih baik berolahraga ringan setiap hari selama 10 menit daripada olahraga berat seminggu sekali.
Peningkatan mobilitas bakal terasa secara perlahan namun pasti.
Jenis Olahraga untuk Rheumatoid Arthritis nan Aman
Tidak semua olahraga cocok untuk penderita RA. Jenis olahraga untuk rheumatoid arthritis nan kondusif adalah nan termasuk kategori olahraga low impact, ialah olahraga nan tidak memberikan tekanan berat pada sendi.
- Berenang dan Olahraga Air Ini adalah pilihan terbaik untuk penderita rematik. Air memberikan support alami untuk tubuh, sehingga sendi tidak perlu menanggung beban penuh. Aktivitas bentuk ringan di dalam air terasa lebih mudah dan nyaman dilakukan.
- Jalan Kaki Mulailah dengan jalan santuy selama 5-10 menit. Pastikan menggunakan sepatu nan nyaman dan pilih jalanan nan rata. Jalan kaki adalah olahraga paling sederhana nan bisa dilakukan siapa saja, kapan saja.
- Sepeda Statis Berbeda dengan sepeda biasa, sepeda tetap lebih kondusif lantaran tidak ada akibat jatuh. Gerakan mengayuh membantu sendi kaki bergerak tanpa kudu menahan berat badan.
- Latihan Range of Motion (ROM) Ini adalah aktivitas unik untuk melatih rentang mobilitas sendi. Contohnya, memutar pergelangan tangan alias mengangkat lengan ke atas secara perlahan. Latihan range of motion (ROM) ini sangat krusial untuk mencegah sendi kaku.
Senam Ringan untuk Penderita Rematik
Senam nan cocok untuk rheumatoid arthritis kudu dirancang unik agar tidak memperburuk kondisi sendi. Gerakan-gerakannya kudu lembut dan tidak memaksa sendi bekerja terlalu keras.
Yang perlu diingat adalah setiap aktivitas kudu disesuaikan dengan kondisi sendi pada hari itu.
Jika hari ini sendi terasa lebih kaku dari biasanya, kurangi intensitas senam. Adaptasi olahraga pada kondisi kronis seperti RA memang memerlukan fleksibilitas.
Peregangan ringan dengan aktivitas nan mengalir sangat dianjurkan. Hindari aktivitas nan mengharuskan Anda menahan posisi dalam waktu lama lantaran bisa membikin sendi semakin kaku.
Ingat, tujuan utama senam ini adalah menjaga agar sendi tetap bisa bergerak dengan baik. Bukan untuk membangun otot besar alias membakar kalori dalam jumlah banyak.
Yoga, Tai Chi, dan Pilates untuk Penderita Rematik
Tiga jenis olahraga ringan untuk penderita rematik ini sangat direkomendasikan lantaran gerakannya lembut dan bisa dimodifikasi sesuai kemampuan.
- Yoga untuk Radang Sendi Yoga mempunyai banyak aktivitas nan bisa membantu meredakan nyeri sendi. Namun, pastikan memilih kelas unik untuk penderita rematik alias beritahu pembimbing tentang kondisi Anda. Beberapa pose yoga untuk radang sendi perlu dimodifikasi agar aman.
- Tai Chi Gerakan Tai Chi sangat lambat dan mengalir seperti tarian. Ini sangat cocok untuk melatih keseimbangan tanpa membebani sendi. Selain itu, Tai Chi juga membantu mengatasi sendi kaku dengan langkah nan menyenangkan.
- Pilates Pilates konsentrasi pada penguatan otot inti (perut dan punggung bawah). Otot inti nan kuat bakal membantu menopang tubuh sehingga sendi tidak bekerja terlalu berat. Pilih kelas Pilates nan dilakukan di atas matras dengan aktivitas nan sudah dimodifikasi.
Olahraga nan Harus Dihindari Penderita Rematik
Sama pentingnya dengan mengetahui olahraga nan aman, Anda juga kudu tahu aktivitas olahraga nan kudu dihindari penderita rheumatoid arthritis.
- Hindari olahraga dengan tumbukan tinggi seperti lari jarak jauh, main basket, alias tenis. Olahraga-olahraga ini memberikan tekanan besar pada sendi dan bisa memperparah peradangan.
- Jangan lakukan aktivitas nan sama berkali-kali pada sendi nan sedang meradang. Misalnya, jika jari-jari tangan sedang bengkak, hindari aktivitas seperti mengetik dalam waktu lama.
- Angkat beban nan terlalu berat juga tidak dianjurkan lantaran bisa merusak sendi tangan dan kaki. Olahraga nan berisiko membikin Anda terjatuh sebaiknya juga dihindari.
Tips Berolahraga Saat Sendi Sedang Meradang
Salah satu tantangan terbesar penderita RA adalah gimana tetap bergerak saat sendi sedang bengkak dan nyeri. Tips olahraga saat sendi meradang berikut ini bisa membantu Anda.
- Yang terpenting, jangan berakhir bergerak sama sekali. Sebaliknya, kurangi intensitas dan lama olahraga. Misalnya, jika biasanya jalan kaki 20 menit, kurangi menjadi 10 menit saja.
- Fokus pada aktivitas pasif, ialah menggerakkan sendi dengan support tangan nan lain alias perangkat bantu. Ini membantu sendi tetap lentur tanpa membebaninya.
- Kompres hangat sebelum berolahraga bisa membantu mengurangi kekakuan. Gunakan handuk hangat alias botol berisi air hangat pada sendi nan kaku.
- Olahraga di dalam air sangat dianjurkan saat sendi sedang meradang lantaran air memberikan support ekstra. Bahkan hanya melangkah di dalam kolam renang sudah sangat bermanfaat.
- Perhatikan juga tanda-tanda kelelahan akibat rheumatoid arthritis. Jika merasa sangat capek setelah berolahraga dan kelelahan ini memperkuat lama, mungkin perlu mengurangi intensitas latihan.
Olahraga Khusus untuk Lansia Penderita Rematik
Olahraga untuk lansia dengan rheumatoid arthritis memerlukan perhatian ekstra lantaran ada akibat tambahan seperti mudah jatuh alias cedera.
- Latihan keseimbangan menjadi sangat penting. Contoh sederhananya adalah berdiri dengan satu kaki sembari berpegangan pada kursi. Latihan ini membantu mencegah jatuh nan bisa berakibat fatal pada lansia.
- Penguatan otot dengan resistance band (karet elastis) lebih kondusif daripada angkat beban. Karet ini memberikan tahanan nan lembut dan bisa disesuaikan dengan kemampuan.
- Aktivitas sehari-hari seperti bertani ringan alias melangkah di dalam rumah juga termasuk olahraga nan bermanfaat. nan krusial adalah tetap bergerak secara teratur.
Pentingnya Terapi Fisik dan Peran Fisioterapis
Terapi bentuk memainkan peran krusial dalam program olahraga penderita RA. Fisioterapis adalah mahir nan unik dilatih untuk menangani masalah mobilitas dan kegunaan tubuh.
Fisioterapis bisa membantu menilai kondisi sendi Anda dan merancang program latihan kekuatan sendi nan aman.
Mereka juga mengajarkan langkah melakukan aktivitas sehari-hari dengan betul agar tidak memperburuk kondisi sendi.
Selain itu, fisioterapis bakal memantau perkembangan Anda dan menyesuaikan program latihan sesuai kebutuhan. Ini krusial lantaran kondisi RA bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Hubungan Olahraga dan Mengurangi Nyeri
Mungkin terdengar aneh, tetapi olahraga dan manajemen nyeri mempunyai hubungan nan sangat erat.
Ketika kita berolahraga, tubuh bakal melepaskan endorfin, ialah unsur alami nan berfaedah seperti obat penghilang rasa sakit.
Selain itu, otot nan kuat bakal membantu menopang sendi sehingga mengurangi beban dan nyeri.
Olahraga juga memperlancar aliran darah ke area nan meradang, membantu proses penyembuhan.
Yang krusial adalah memulai secara bertahap. Jangan langsung melakukan olahraga berat lantaran justru bisa memperparah nyeri.
Mulailah dengan aktivitas ringan dan tingkatkan secara perlahan sesuai keahlian tubuh.
Gaya Hidup Sehat Menyeluruh
Olahraga kudu menjadi bagian dari style hidup sehat untuk penderita penyakit autoimun nan lebih luas. Ini berfaedah tidak hanya konsentrasi pada olahraga saja, tetapi juga aspek-aspek lain.
Makanan nan bergizi membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Tidur nan cukup dan berbobot memberikan waktu bagi tubuh untuk memperbaiki diri. Mengelola stres juga krusial lantaran stres bisa memperburuk indikasi pada kondisi autoimun seperti RA.
Jangan lupa untuk tetap mengikuti rekomendasi dokter, termasuk minum obat seperti NSAID (obat anti peradangan) jika diperlukan. Olahraga bukanlah pengganti obat, tetapi pelengkap nan sangat bermanfaat.
Menuju Remisi dengan Pengobatan Komprehensif
Remisi RA adalah kondisi di mana gejala-gejala penyakit nyaris tidak terasa lagi. Meskipun tidak semua penderita bisa mencapai remisi penuh, kombinasi pengobatan dan olahraga teratur bisa membantu mencapai kondisi nan mendekati normal.
Pendekatan “treat-to-target” nan direkomendasikan master mencakup penggunaan obat-obatan unik dan terapi non-obat seperti olahraga. Keduanya kudu melangkah berbareng untuk hasil nan optimal dalam mencapai remisi RA.
Kesimpulan tentang Olahraga untuk Rheumatoid Arthritis
Olahraga untuk rheumatoid arthritis bukan hanya aman, tetapi sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas hidup penderita. nan terpenting adalah memulai dari langkah mini dan konsisten melakukannya.
Setiap orang mempunyai kondisi nan berbeda, jadi program olahraga juga kudu disesuaikan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan master alias fisioterapis untuk mendapatkan pedoman nan tepat.
Ingat, tujuan utama bukan untuk menjadi atlet, tetapi untuk tetap bisa beraktivitas normal dan mandiri. Dengan pendekatan nan tepat dan kesabaran, penderita RA bisa tetap menjalani hidup nan aktif dan bermakna.
Mulailah hari ini dengan aktivitas sederhana, dan rasakan manfaatnya secara bertahap.
Jika mau berkonsultasi tentang nyeri dengkul dan sendi dengan master ahli di Klinik Patella, Anda dapat reservasi melalui chat WA di 0811-8124-2022. Yuk atasi nyeri dengkul dan sendi Anda berbareng Klinik Patella!
Pertanyaan Seputar Olahraga untuk Rheumatoid Arthritis
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan seputar topik olahraga untuk Rheumatoid Arthritis
Apakah penderita rematik boleh berolahraga?
Ya, penderita rheumatoid arthritis sangat dianjurkan untuk berolahraga. Olahraga nan tepat justru membantu mengurangi kekakuan sendi, memperkuat otot penyangga, dan mengurangi nyeri.
American College of Rheumatology apalagi merekomendasikan olahraga sebagai bagian krusial dari terapi non-obat untuk RA.
Apa saja olahraga untuk Rheumatoid Arthritis nan aman?
Olahraga nan kondusif untuk penderita RA adalah jenis olahraga low impact seperti berenang, jalan kaki, bersepeda statis, yoga, tai chi, dan pilates.
Hindari olahraga berakibat tinggi seperti lari jarak jauh, basket, alias tenis nan dapat memperparah peradangan sendi.
Bagaimana langkah berolahraga saat sendi sedang meradang?
Saat sendi meradang, kurangi intensitas dan lama olahraga, jangan berakhir total. Fokus pada aktivitas pasif dengan support tangan lain, gunakan kompres hangat sebelum berolahraga, dan pilih aktivitas di dalam air nan memberikan support ekstra untuk sendi.
Berapa lama waktu olahraga nan ideal untuk penderita rematik?
Mulai dengan 5-10 menit per hari dan tingkatkan secara berjenjang sesuai keahlian tubuh. Konsistensi lebih krusial daripada lama panjang.
Lebih baik berolahraga ringan setiap hari selama 10 menit daripada olahraga berat seminggu sekali.