Pernahkah Anda merasakan nyeri dengkul alias sendi lainnya nan sudah berjalan berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun? Kini ada solusi modern nan disebut radio gelombang ablasi.
Nyeri dengkul membikin Anda susah naik tangga, melangkah jauh, alias apalagi sekadar bangun dari kursi. Dan prosedur radio gelombang ablasi adalah salah satu solusinya.
Jika mau berkonsultasi tentang nyeri dengkul dan sendi dengan master ahli di Klinik Patella, Anda dapat reservasi melalui chat WA di 0811-8124-2022. Yuk atasi sakit dengkul dan sendi Anda berbareng Klinik Patella!
Apa Itu Radio Frekuensi Ablasi?
Radio gelombang ablasi adalah langkah pengobatan baru untuk mengatasi nyeri sendi nan sudah lama tidak sembuh.
Bayangkan ada kabel listrik nan rusak di rumah Anda dan terus mengirim sinyal nan salah. Nah, radio gelombang ablasi bekerja seperti teknisi nan “mematikan” kabel tersebut agar tidak mengirim sinyal lagi.
Dalam tubuh kita, ada saraf-saraf nan bekerja mengirim pesan nyeri ke otak. Ketika saraf ini terlalu aktif alias rusak, mereka terus mengirim sinyal nyeri meski sebetulnya tidak ada masalah serius.
Radiofrequency Ablation (RFA) menggunakan gelombang radio nan diubah menjadi panas untuk “mematikan” saraf-saraf pengganggu ini.
Yang menarik, teknologi pengobatan nyeri ini tidak memerlukan operasi besar. Dokter hanya perlu membikin lubang mini seperti jejak suntikan untuk memasukkan perangkat khusus. Makanya disebut prosedur minimal invasif – artinya tidak merusak banyak jaringan tubuh.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Mungkin Anda bertanya-tanya, gimana prosedur radio gelombang ablasi bisa menghentikan nyeri? Prosesnya sebenarnya cukup sederhana untuk dipahami.
Dokter menggunakan perangkat nan disebut generator RF untuk menghasilkan gelombang radio, mirip seperti radio di rumah Anda tapi dengan gelombang khusus.
Gelombang ini dialirkan melalui jarum tipis nan disebut elektroda ablasi. Ketika elektroda ini diletakkan dekat dengan saraf nan bermasalah, gelombang radio berubah menjadi panas sekitar 60-80 derajat Celsius.
Panas inilah nan mengubah langkah kerja saraf sensorik sehingga tidak bisa lagi mengirim pesan nyeri ke otak. Prosesnya seperti memutus hubungan telepon nan rusak – pesannya tidak sampai, jadi Anda tidak merasakan nyeri lagi.
Ada dua teknik utama nan dapat dipilih master sesuai kondisi Anda, yaitu:
- Conventional RFA menggunakan panas nan terus-menerus
- Pulsed Radiofrequency menggunakan panas nan nyala-mati seperti kedipan lampu.
Untuk memastikan jarum diletakkan di tempat nan tepat, master menggunakan support perangkat pencitraan seperti fluoroskopi (sejenis rontgen), CT-guided, alias ultrasound-guided.
Ini seperti menggunakan GPS saat mengemudi – memastikan Anda sampai di tujuan nan benar.
Siapa nan Bisa Dibantu dengan Terapi Ini?
Radio gelombang ablasi saraf sangat membantu untuk beragam masalah nyeri kronis, terutama nan berasosiasi dengan sendi dan tulang. Berikut beberapa kondisi nan bisa diatasi:
- Osteoartritis adalah kondisi ketika alas sendi (tulang rawan) sudah aus, seperti alas bangku nan sudah kempes. Ini sering terjadi di lutut, pinggul, alias tulang belakang. Ablasi saraf dengkul bisa sangat membantu untuk kondisi ini.
- Facet joint syndrome terjadi ketika sendi-sendi mini di tulang belakang mengalami masalah. Bayangkan seperti engsel pintu nan sudah karatan dan bunyi setiap kali dibuka-tutup. Radio gelombang ablasi nyeri dengkul kronis sering mengatasi masalah pada medial branch nerve nan terhubung dengan facet joint ini.
- Spondilosis adalah kondisi tulang belakang nan “menua” dan menyebabkan nyeri leher alias punggung bawah. Seperti mesin tua nan sudah mulai bunyi aneh-aneh.
- Nyeri miofasial adalah nyeri otot nan menyebar dan tidak jelas sumbernya. Seperti ada nan mencubit otot Anda dari dalam.
Yang paling penting, RFA terapi nyeri sangat cocok untuk orang nan sudah mencoba beragam pengobatan seperti obat-obatan, fisioterapi, alias suntikan steroid tapi nyerinya tetap tidak hilang.
Bagi mereka nan takut operasi besar alias kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk operasi, ini bisa jadi solusi nan tepat.
Seperti Apa Prosedurnya?
Mungkin Anda cemas prosedur radio gelombang ablasi bakal menyakitkan alias rumit. Tenang saja, prosesnya cukup sederhana dan tidak perlu rawat inap.
- Pertama, Anda bakal diminta berebahan dengan nyaman di meja pemeriksaan. Area nan bakal diobati dibersihkan dan diberi obat bius lokal, seperti ketika Anda cabut gigi di master gigi. Jadi Anda tidak bakal merasakan sakit saat prosedur.
- Kemudian master menggunakan perangkat pencitraan untuk memandang di mana letak saraf nan bermasalah. Ini seperti menggunakan kamera untuk memandang bagian dalam tubuh. Setelah itu, probe RF alias kanula RF dimasukkan melalui jarum mini ke letak target.
- Sebelum mulai “mematikan” saraf, master bakal melakukan tes mini dengan arus listrik ringan untuk memastikan jarum sudah di tempat nan benar. Anda mungkin merasakan sensasi seperti kesemutan ringan – ini normal dan membantu master memastikan tidak ada saraf krusial lain nan terganggu.
- Barulah generator RF dinyalakan untuk menghasilkan panas nan bakal mengubah langkah kerja saraf. Proses ini berjalan sekitar 60-90 detik per titik. Untuk prosedur radio gelombang ablasi lutut, biasanya ada beberapa titik nan perlu ditangani.
Seluruh prosedur biasanya selesai dalam 30-60 menit, dan Anda bisa pulang pada hari nan sama setelah rehat sebentar.
Apa Saja Keuntungannya?
Manfaat radio gelombang ablasi untuk nyeri sendi sangat banyak, terutama jika dibandingkan dengan langkah pengobatan lama.
Yang paling menarik, tingkat keberhasilannya mencapai 91-93% dan efeknya bisa memperkuat lebih dari 18 bulan.
Karena hanya perlu lubang mini seperti jejak suntikan, akibat jangkitan dan komplikasi jauh lebih mini dibandingkan operasi besar. Anda tidak perlu cemas tentang luka sayatan nan besar alias jahitan nan perlu dirawat.
Pemulihan setelah radio gelombang ablasi juga sangat cepat. Kebanyakan orang sudah bisa kembali bekerja dalam 2-3 hari. Bandingkan dengan operasi dengkul nan bisa memerlukan berbulan-bulan untuk pulih sepenuhnya.
Yang tidak kalah penting, Anda tidak perlu menginap di rumah sakit. Datang pagi, prosedur selesai, rehat sebentar, lampau pulang sore. Praktis sekali, bukan?
Dari segi biaya, radio gelombang ablasi juga lebih irit dibandingkan operasi besar. Anda tidak perlu bayar biaya rawat inap, obat-obatan mahal, alias terapi rehabilitasi nan panjang.
Perbedaan dengan Operasi Lutut
Banyak orang bingung memilih antara radio gelombang ablasi dan operasi lutut. Mari kita lihat perbedaan radio gelombang ablasi dan operasi dengkul secara sederhana.
- Operasi dengkul seperti merenovasi rumah – Anda kudu membongkar banyak hal, menggantinya dengan nan baru, lampau membangun ulang. Prosesnya lama, biayanya mahal, dan Anda tidak bisa tinggal di rumah selama renovasi.
- Sementara radio gelombang ablasi seperti memperbaiki kabel listrik nan rusak – cukup matikan saklarnya, dan masalah selesai. Rumah tetap utuh, Anda tetap bisa tinggal di dalamnya, dan prosesnya cepat.
- Dari segi waktu pemulihan: operasi dengkul bisa memerlukan 3-6 bulan untuk pulih sepenuhnya. Sedangkan berapa lama pemulihan radio gelombang ablasi? Hanya beberapa hari hingga minggu.
- Risiko komplikasi: operasi dengkul juga jauh lebih besar, mulai dari infeksi, pendarahan, hingga masalah dengan anestesi umum. Radio gelombang ablasi menggunakan bius lokal saja, jadi risikonya minimal.
Proses Pemulihan nan Mudah
Salah satu perihal nan paling menyenangkan dari radio gelombang ablasi adalah prosess pemulihannya nan sangat mudah. Bayangkan seperti lenyap imunisasi – mungkin agak pegal sehari-dua, tapi setelah itu sudah normal lagi.
Hari pertama setelah prosedur, area jejak suntikan mungkin agak nyeri alias memar. Ini wajar dan bakal lenyap sendiri dalam 1-2 hari. Anda disarankan rehat dan tidak angkat peralatan berat dulu.
Dalam 2-3 hari, kebanyakan orang sudah bisa kembali bekerja dan beraktivitas seperti biasa. nan menarik, pengaruh penuh baru bakal terasa setelah 2-4 minggu ketika saraf nan “dimatikan” betul-betul berakhir mengirim sinyal nyeri.
Dokter biasanya bakal menyarankan latihan ringan setelah beberapa hari untuk menjaga sendi tetap fleksibel. Tidak ada larangan khusus, dan Anda tidak perlu fisioterapi intensif seperti lenyap operasi.
Efek Samping nan Perlu Diketahui
Seperti tindakan medis lainnya, pengaruh samping radio gelombang ablasi memang ada, tapi umumnya ringan dan tidak berbahaya. nan paling sering terjadi adalah nyeri ringan di jejak suntikan, seperti lenyap disuntik vaksin.
Beberapa orang mengalami memar alias bengkak mini di area tersebut, tapi ini bakal lenyap dalam seminggu. Ada juga nan merasakan meninggal rasa ringan, tapi ini berkarakter sementara dan bakal pulih sendiri.
Risiko jangkitan sangat mini lantaran lukanya hanya seperti jejak suntikan. Reaksi alergi terhadap obat bius lokal juga sangat jarang terjadi.
Yang perlu diingat, nyeri mungkin kembali setelah beberapa bulan alias tahun lantaran saraf bisa tumbuh kembali. Tapi tenang saja, prosedur bisa diulang dengan kondusif jika diperlukan.
Komplikasi serius sangat jarang terjadi, apalagi jika prosedur dilakukan oleh master nan berpengalaman. Ini sebabnya krusial memilih master ahli radio gelombang ablasi nan sudah terlatih dengan baik.
Teknologi Canggih nan Digunakan
Meski terdengar rumit, teknologi nan digunakan dalam radio gelombang ablasi sudah sangat canggih dan aman. Generator RF adalah mesin nan menghasilkan gelombang radio khusus, seperti microwave di dapur Anda tapi jauh lebih presisi.
Elektroda ablasi adalah jarum unik nan sangat tipis, lebih mini dari jarum suntik biasa. Probe RF di ujungnya nan menghasilkan panas, sementara kanula RF melindungi jaringan di sekitarnya.
Manfaat radio gelombang ablasi terletak pada kemampuannya mengobati beragam area bermasalah, termasuk dorsal root ganglion nan sering menjadi sumber nyeri kronis.
Yang paling canggih adalah sistem pencitraan nan membantu master “melihat” di dalam tubuh tanpa operasi. Fluoroskopi seperti rontgen hidup nan bergerak, sementara CT-guided dan ultrasound-guided memberikan gambar nan sangat detail.
Teknologi terbaru apalagi menggunakan elektroda dengan ukuran 15G nan bisa mengatasi area nan lebih luas dalam sekali prosedur. Ini membikin ablasi gelombang radio ortopedi menjadi lebih efisien dan efektif.
Siapa nan Cocok untuk Terapi Ini?
Tidak semua orang dengan nyeri sendi cocok untuk radio gelombang ablasi. Biasanya, terapi ini direkomendasikan untuk orang nan sudah mencoba beragam langkah lain tapi nyerinya tetap tidak hilang.
Misalnya, Anda sudah minum obat penghilang nyeri selama berbulan-bulan, sudah fisioterapi, apalagi sudah disuntik steroid acapkali tapi nyeri dengkul tetap mengganggu. Nah, radio gelombang ablasi untuk nyeri dengkul bisa jadi solusi nan tepat.
Terapi ini sangat cocok untuk orang lanjut usia alias mereka nan mempunyai penyakit lain nan membikin operasi besar menjadi berisiko.
Bayangkan nenek berumur 70 tahun dengan glukosuria – operasi dengkul besar bisa sangat rawan untuk beliau, tapi RFA terapi nyeri jauh lebih aman.
Kondisi seperti osteoarthritis (pengapuran sendi), facet joint syndrome (masalah sendi tulang belakang), spondilosis (tulang belakang nan menua), dan nyeri miofasial (nyeri otot nan menyebar) biasanya merespons baik terhadap terapi ini.
Perbandingan dengan Pengobatan Lain
Ketika memilih pengobatan nyeri sendi kronis, krusial untuk memahami pilihan nan ada. Obat penghilang nyeri memang cepat, tapi efeknya sementara dan bisa merusak lambung alias ginjal jika diminum terus-menerus.
Injeksi steroid vs radiofrekuensi juga perlu dibandingkan. Suntik steroid memberikan support nan cukup cepat, tapi efeknya hanya memperkuat 3-6 bulan dan tidak boleh terlalu sering dilakukan lantaran bisa merusak sendi.
Radio gelombang ablasi memberikan solusi jangka panjang tanpa pengaruh samping sistemik. Anda tidak perlu minum obat setiap hari alias cemas tentang kerusakan organ lain.
Dibandingkan operasi besar, tindakan intervensi ortopedi ini jauh lebih kondusif dan praktis. Tidak ada sayatan besar, tidak ada jahitan, tidak ada rawat inap, dan tidak ada rehabilitasi nan melelahkan.
Pemulihan nan Nyaman
Salah satu perihal nan paling disukai pasien adalah sungguh mudahnya pemulihan setelah radio gelombang ablasi.
Berbeda dengan operasi nan memerlukan rehat total berbulan-bulan, RFA memungkinkan Anda kembali normal dengan cepat.
- Hari pertama, Anda mungkin merasa seperti lenyap disuntik – agak pegal di area bekasnya. Kompres es bisa membantu mengurangi bengkak jika ada. Hindari aktivitas berat seperti angkat-angkat peralatan alias olahraga intensif.
- Setelah 2-3 hari, kebanyakan orang sudah bisa kembali bekerja, terutama jika pekerjaannya tidak melibatkan aktivitas bentuk berat. Untuk pekerjaan kantoran, biasanya tidak ada masalah sama sekali.
- Yang menarik, pengaruh pengurangan nyeri bakal semakin terasa setelah 2-4 minggu. Ini lantaran saraf nan “dimatikan” butuh waktu untuk betul-betul berakhir bekerja. Seperti mematikan mesin – ada jarak sebelum betul-betul diam.
Dokter biasanya bakal mengontrol kondisi Anda setelah 1-2 minggu untuk memastikan semuanya melangkah lancar dan tidak ada masalah.
Efek Samping nan Wajar
Efek samping radio gelombang ablasi umumnya sangat ringan dan tidak perlu dikhawatirkan:
- Yang paling umum adalah nyeri ringan di jejak suntikan, seperti lenyap imunisasi. Ini normal dan bakal lenyap dalam 1-2 hari.
- Beberapa orang mengalami memar mini alias bengkak ringan, tapi ini juga bakal lenyap sendiri dalam seminggu.
- Ada nan merasa agak kebas alias meninggal rasa di sekitar area nan diobati, tapi ini sementara dan bakal pulih total.
- Risiko jangkitan sangat mini lantaran prosedurnya steril dan lukanya minimal. Reaksi alergi juga jarang terjadi lantaran hanya menggunakan obat bius lokal.
Yang perlu dipahami, ada kemungkinan nyeri kembali setelah beberapa bulan alias tahun lantaran saraf bisa regenerasi. Tapi ini bukan kegagalan – prosedur bisa diulang dengan tingkat keamanan nan sama.
Kesimpulan tentang Radio Frekuensi Ablasi
Teknologi pengobatan nyeri terus berkembang, dan radio gelombang ablasi berada di garis depan penemuan ini. Penelitian terbaru menunjukkan efektivitas nan semakin baik dengan teknik nan semakin refined.
Bagi Anda nan sudah capek dengan nyeri sendi nan tidak kunjung sembuh, radio gelombang ablasi menawarkan angan baru.
Konsultasikan dengan master untuk mengetahui apakah Anda cocok untuk terapi ini. Dengan teknologi modern ini, hidup bebas nyeri bukan lagi mimpi nan tidak mungkin tercapai.
Jika mau berkonsultasi tentang nyeri dengkul dan sendi dengan master ahli di Klinik Patella, Anda dapat reservasi melalui chat WA di 0811-8124-2022. Yuk atasi sakit dengkul dan sendi Anda berbareng Klinik Patella!
Pertanyaan Seputar Radio Frekuensi Ablasi
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan seputar topik Radio Frekuensi Ablasi.
Apakah radio gelombang ablasi dapat digunakan untuk mengatasi nyeri lutut?
Ya, radio gelombang ablasi (RFA) adalah salah satu metode efektif untuk mengatasi nyeri dengkul kronis, terutama bagi pasien nan belum mendapatkan hasil optimal dari terapi obat alias suntikan.
RFA bekerja dengan menargetkan saraf genikular nan bertanggung jawab atas rasa nyeri pada lutut, sehingga dapat membantu pasien mengurangi rasa sakit dan memungkinkan mereka untuk melakukan terapi bentuk alias latihan dengan lebih nyaman.
Bahkan, metode ini juga dapat menjadi solusi bagi pasien nan tetap mengalami nyeri setelah operasi penggantian dengkul (total knee replacement).
Berapa biaya untuk prosedur radio gelombang ablasi pada nyeri lutut?
Sebagai prosedur minimal invasif, biaya radio gelombang ablasi biasanya lebih terjangkau dibandingkan dengan operasi penggantian sendi.
RFA menggunakan gelombang radio untuk menghancurkan jaringan saraf nan menyebabkan nyeri, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada obat penghilang rasa sakit.
Meskipun biaya pasti dapat bervariasi tergantung letak dan akomodasi medis, prosedur ini secara umum lebih irit dibandingkan dengan operasi bedah lutut.
Bagaimana langkah mengatasi nyeri dengkul selain RFA?
Selain radio gelombang ablasi, ada beberapa langkah lain nan bisa dilakukan untuk meredakan nyeri lutut, antara lain:
- Kompres dingin untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit akibat cedera alias aktivitas berat.
- Fisioterapi guna meningkatkan elastisitas dan memperkuat otot di sekitar lutut.
- Istirahat nan cukup dan menghindari aktivitas nan dapat memperburuk kondisi lutut.
- Konsumsi obat pereda nyeri, seperti NSAID, sesuai dengan rekomendasi dokter.
- Suntikan intra-artikular, seperti steroid alias viscosupplements, untuk membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan kelancaran pergerakan sendi.
Siapa saja nan bisa menjadi kandidat untuk tindakan radio gelombang ablasi lutut?
RFA umumnya direkomendasikan bagi pasien nan mengalami osteoarthritis alias nyeri dengkul kronis akibat degenerasi sendi.
Prosedur ini juga cocok untuk pasien nan tetap mengalami nyeri setelah menjalani operasi penggantian sendi lutut.
Selain itu, pasien nan tidak mau alias tidak memungkinkan untuk menjalani operasi total knee replacement (TKR) alias partial knee replacement (PKR) juga dapat mempertimbangkan metode ini sebagai alternatif.
Seberapa efektif radio gelombang ablasi dalam mengatasi nyeri lutut?
Berdasarkan penelitian, sekitar 75% pasien nan menjalani radio gelombang ablasi dengkul melaporkan bahwa rasa nyeri mereka berkurang lebih dari 50% dalam waktu enam bulan setelah tindakan.
Efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada kondisi pasien, tetapi RFA telah terbukti menjadi solusi jangka panjang nan dapat membantu mengembalikan kenyamanan dalam beraktivitas tanpa perlu tindakan operasi besar