Radiofrekuensi Ablasi Lutut: Bisa Atasi Nyeri Lutut Tanpa Operasi

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Namanya radiofrekuensi ablasi lutut, sebuah teknologi medis minimal invasif nan semakin banyak dipilih oleh master dan pasien.

Nyeri dengkul nan tidak kunjung sembuh memang sangat mengganggu. Bayangkan saja, aktivitas sederhana seperti naik tangga alias melangkah kaki menjadi terasa berat.

Banyak orang nan mengalami osteoartritis dengkul merasakan perihal ini setiap hari. Kabar baiknya, sekarang ada langkah baru nan lebih mudah untuk mengatasi nyeri dengkul tanpa kudu menjalani operasi besar.

Jika mau berkonsultasi tentang nyeri dengkul dan sendi dengan master ahli di Klinik Patella, Anda dapat reservasi melalui chat WA di 0811-8124-2022. Yuk atasi sakit dengkul dan sendi Anda berbareng Klinik Patella!

Banner Zaskia dekstop

Banner Zaskia mobile

Apa Itu Radiofrekuensi Ablasi Lutut?

Radiofrekuensi ablasi dengkul adalah prosedur non-bedah dengkul nan menggunakan gelombang radio untuk mengurangi rasa sakit pada lutut.

Cara kerjanya cukup sederhana: gelombang radio ini bakal menghalang saraf nan mengirim sinyal nyeri dari dengkul ke otak. Saraf nan dimaksud adalah saraf genicular, ialah saraf mini nan bertanggung jawab mengirimkan rasa sakit dari sendi lutut.

Prosedur radiofrekuensi ablasi pada dengkul menggunakan perangkat unik nan disebut generator radiofrekuensi. Alat ini menghasilkan panas nan terkontrol melalui jarum ablasi nan sangat tipis.

Dokter bakal memasukkan jarum ablasi tersebut dengan support perangkat pencitraan seperti fluoroscopy alias ultrasound agar posisinya tepat sasaran.

Terapi interventional pain management ini menjadi pilihan menarik lantaran bisa mengatasi nyeri dengkul kronis tanpa perlu membedah dengkul secara besar-besaran.

Teknologi ablasi dalam ortopedi ini terus berkembang dan makin banyak digunakan untuk membantu pasien nan menderita nyeri dengkul berkepanjangan.

Bagaimana Cara Kerja Ablasi Saraf Lutut?

Proses penanganan nyeri kronis dengkul dengan radiofrekuensi ablasi dimulai dengan memberikan obat bius lokal di area nan bakal ditangani.

Hal ini dilakukan agar pasien tidak merasakan sakit selama tindakan berlangsung. Setelah itu, master bakal memasukkan jarum ablasi nan sangat tipis menuju saraf genicular nan menyebabkan nyeri lutut.

Dengan support teknologi radiofrekuensi medis, jarum tersebut bakal mengeluarkan panas nan terkontrol.

Panas inilah nan bakal membikin luka mini pada ujung saraf, sehingga saraf tidak bisa lagi mengirim sinyal nyeri ke otak dengan baik.

Yang menarik, prosedur ini tidak merusak saraf secara permanen, hanya mengganggu fungsinya sementara waktu.

Efek dari tindakan ini biasanya memperkuat antara 6 bulan sampai 2 tahun, tergantung kondisi masing-masing pasien. Setelah itu, saraf bisa pulih kembali dan prosedur bisa diulang jika diperlukan.

Seberapa Efektif untuk Mengatasi Osteoartritis Lutut?

Osteoartritis dengkul adalah penyebab utama nyeri dengkul nan tidak kunjung hilang, terutama pada orang dewasa dan lansia.

Efektivitas radiofrekuensi ablasi dengkul pada osteoartritis sudah terbukti melalui beragam penelitian medis.

Hasilnya cukup menggembirakan lantaran bisa meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.

Pasien nan menjalani radiofrekuensi ablasi dengkul untuk nyeri sendi umumnya merasakan penurunan rasa sakit dalam beberapa minggu setelah tindakan.

Ini tentu berita baik, terutama bagi mereka nan sudah mencoba beragam pengobatan konservatif dengkul seperti minum obat pereda nyeri alias fisioterapi tapi belum berhasil.

Terapi nyeri lutut kronis ini sangat cocok untuk pasien nan belum siap menjalani operasi dengkul besar, alias nan mau menunda tindakan bedah lantaran beragam pertimbangan.

Dengan demikian, radiofrekuensi ablasi menjadi jembatan nan baik antara pengobatan sederhana dan operasi besar.

Berapa Biaya Radiofrekuensi Ablasi Lutut di Indonesia?

Biaya radiofrekuensi ablasi dengkul di Indonesia memang bervariasi, tergantung beberapa faktor.

Lokasi rumah sakit, pengalaman dokter, dan tingkat kesulitan kasus masing-masing pasien bisa mempengaruhi harga.

Biaya keseluruhan biasanya sudah termasuk konsultasi awal, biaya ruang tindakan, honor master spesialis, dan pemantauan setelah prosedur selesai.

Sebelum memutuskan, sebaiknya konsultasikan dulu dengan beberapa akomodasi kesehatan untuk membandingkan nilai dan layanan.

Pastikan juga untuk bertanya perincian tentang apa saja nan termasuk dalam biaya tersebut, sehingga tidak ada biaya tersembunyi di kemudian hari.

Proses Pemulihan Setelah Radiofrekuensi Ablasi Lutut

Salah satu kelebihan utama dari manajemen nyeri sendi menggunakan radiofrekuensi ablasi adalah proses pemulihannya nan cepat.

Sebagai prosedur day care orthopedi, pasien tidak perlu menginap di rumah sakit. Biasanya dalam beberapa jam setelah tindakan selesai, pasien sudah bisa pulang ke rumah.

Pemulihan setelah radiofrekuensi ablasi dengkul memang jauh lebih mudah dibandingkan operasi besar.

Pada hari pertama, pasien mungkin merasakan nyeri ringan alias memar di tempat jarum dimasukkan. Hal ini wajar dan bisa diatasi dengan obat pereda nyeri biasa.

Aktivitas sehari-hari bisa dilanjutkan dalam 1-2 hari, meskipun disarankan untuk tidak melakukan aktivitas berat dulu selama 1-2 minggu pertama.

Rehabilitasi pasca tindakan dengkul biasanya melibatkan fisioterapi ringan untuk menjaga kegunaan dengkul tetap optimal selama masa penyembuhan.

Risiko dan Efek Samping nan Perlu Diketahui

Seperti tindakan medis lainnya, akibat dan pengaruh samping radiofrekuensi ablasi dengkul tetap ada, meskipun umumnya ringan.

Efek samping nan sering terjadi antara lain nyeri sementara di jejak suntikan, memar kecil, alias sedikit bengkak. Keluhan ini biasanya lenyap sendiri dalam beberapa hari.

Risiko serius memang jarang terjadi, tapi tetap perlu diwaspadai. Misalnya infeksi, cedera saraf permanen, alias reaksi alergi terhadap obat bius lokal.

Namun dengan teknik nan tepat dan support perangkat pencitraan, akibat ini bisa diminimalkan.

Yang krusial adalah memilih rumah sakit alias klinik nan berilmu dalam melakukan prosedur ini.

Dokter nan sudah terlatih dan akomodasi nan komplit bakal memastikan tindakan melangkah kondusif dan efektif.

Pilihan Pengobatan Lain Selain Operasi

Bagi nan belum siap menjalani radiofrekuensi ablasi, tetap ada pengganti pengobatan nyeri dengkul selain operasi nan bisa dicoba.

Pengobatan nyeri sendi dengkul secara konservatif tetap menjadi pilihan pertama banyak dokter. Ini termasuk:

  • Konsumsi obat antiradang
  • Mengubah style hidup
  • Fisioterapi untuk memperkuat otot di sekitar lutut
  • Injeksi kortikosteroid juga cukup terkenal untuk meredakan peradangan dan nyeri dengkul akibat radang sendi
  • Injeksi viskosuplementasi nan menggunakan cairan unik untuk melumasi sendi lutut, terutama pada pasien osteoartritis lutut

Semua pilihan ini sebaiknya didiskusikan dengan master untuk menentukan mana nan paling cocok dengan kondisi masing-masing pasien.

Mengapa Memilih Teknologi Minimal Invasif?

Teknologi medis minimal invasif seperti radiofrekuensi ablasi mempunyai banyak kelebihan dibandingkan operasi konvensional.

  • Pertama, risikonya lebih mini lantaran tidak perlu sayatan besar alias bius total
  • Kedua, waktu pemulihannya jauh lebih cepat, sehingga pasien bisa kembali beraktivitas normal dalam waktu singkat
  • Penanganan nyeri kronis dengkul dengan metode ablasi ini juga memberikan hasil nan lebih tahan lama dibandingkan suntikan biasa nan efeknya hanya sementara.

Bagi pasien nan tidak bisa menjalani operasi dengkul lantaran kondisi kesehatan lain alias lantaran aspek usia, radiofrekuensi ablasi menjadi pilihan nan sangat tepat.

Persiapan dan Siapa nan Cocok Menjalani Prosedur Ini?

Sebelum menjalani tindakan, pasien perlu menjalani pemeriksaan komplit untuk memastikan cocok tidaknya dengan prosedur ini.

Dokter bakal memeriksa riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan bentuk lutut, dan mungkin meminta hasil rontgen alias MRI untuk memandang kondisi dengkul secara detail.

Kandidat nan paling cocok untuk radiofrekuensi ablasi dengkul adalah mereka nan sudah mengalami nyeri dengkul kronis lebih dari 3-6 bulan dan tidak membaik dengan pengobatan biasa.

Pasien dengan osteoarthritis dengkul tingkat ringan sampai sedang, nan belum memerlukan operasi penggantian lutut, alias nan mau menunda operasi besar bisa mempertimbangkan prosedur ini.

Namun, tidak semua orang cocok untuk tindakan ini. Pasien dengan jangkitan aktif di area lutut, gangguan pembekuan darah nan berat, alias alergi terhadap obat bius lokal mungkin tidak disarankan untuk menjalani prosedur ini.

Kesimpulan tentang Radiofrekuensi Ablasi Lutut

Radiofrekuensi ablasi dengkul sudah terbukti sebagai terapi nan efektif dan kondusif untuk mengatasi nyeri dengkul nan berkepanjangan.

Dengan biaya nan relatif terjangkau dibandingkan operasi besar, prosedur ini menjadi pilihan menarik untuk menangani nyeri sendi dalam jangka panjang.

Efektivitasnya dalam menangani osteoartritis lutut, ditambah dengan akibat minimal dan waktu pemulihan nan singkat, menjadikan radiofrekuensi ablasi sebagai pengganti nan patut dipertimbangkan.

Bagi nan mengalami nyeri dengkul kronis dan mau menghindari operasi besar, konsultasi dengan master ahli di klinik ortopedi alias klinik nyeri bisa membantu menentukan apakah prosedur ini cocok alias tidak.

Yang terpenting, pahami dulu dengan baik tentang manfaat, risiko, dan angan nan realistis dari terapi ini.

Dengan begitu, keputusan nan diambil berbareng tim medis bakal lebih tepat untuk mencapai penanganan nyeri dengkul nan optimal.

Jika mau berkonsultasi tentang nyeri dengkul dan sendi dengan master ahli di Klinik Patella, Anda dapat reservasi melalui chat WA di 0811-8124-2022. Yuk atasi sakit dengkul dan sendi Anda berbareng Klinik Patella!

Pertanyaan Seputar Radiofrekuensi Ablasi Lutut

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan seputar topik radiofrekuensi ablasi lutut.

Apakah radiofrekuensi ablasi bisa digunakan untuk mengatasi nyeri lutut?

Ya, radiofrekuensi ablasi (RFA) dapat digunakan untuk meredakan nyeri dengkul kronis, terutama akibat osteoarthritis alias kondisi lain nan menyebabkan peradangan sendi.

Prosedur ini bekerja dengan menghalang sinyal rasa sakit dari serabut saraf menuju otak. RFA juga dapat menjadi solusi bagi pasien nan tetap mengalami nyeri setelah operasi penggantian lutut.

Apa itu radiofrekuensi ablasi (RFA)?

Radiofrekuensi ablasi adalah metode pengobatan minimal invasif nan menggunakan gelombang radio untuk menghasilkan panas dan menonaktifkan saraf penyebab nyeri.

Dengan prosedur ini, sinyal nyeri nan dikirim ke otak dapat berkurang secara signifikan, sehingga pasien dapat merasakan kelegaan tanpa perlu menjalani operasi besar.

Bagaimana proses pemulihan setelah radiofrekuensi ablasi dengkul dan kapan bisa beraktivitas normal?

Pemulihan setelah radiofrekuensi ablasi dengkul relatif cepat. Pasien bisa pulang dalam beberapa jam setelah tindakan dan kembali beraktivitas ringan dalam 1-2 hari.

Aktivitas normal dapat dilanjutkan sepenuhnya setelah 1-2 minggu, dengan program fisioterapi ringan untuk menjaga kegunaan dengkul optimal.

Bisakah dengkul nan sakit diperbaiki tanpa operasi?

Ya, ada beberapa metode pengobatan non-bedah nan dapat membantu meredakan nyeri lutut, seperti:

  • Latihan rehabilitasi: Program peregangan dan penguatan otot untuk meningkatkan elastisitas dan stabilitas sendi lutut.
  • Terapi fisik: Membantu memperbaiki pola aktivitas nan dapat mengurangi beban pada lutut.
  • Perubahan style hidup: Menurunkan berat badan dan menghindari aktivitas nan memberikan tekanan berlebihan pada lutut.
  • Radiofrekuensi ablasi: Menggunakan gelombang radio untuk mengurangi nyeri tanpa operasi.

Jika nyeri dengkul terus bersambung dan mengganggu aktivitas sehari-hari, segera konsultasikan dengan master ahli untuk mendapatkan penanganan nan tepat.

Selengkapnya